Thursday, January 27, 2011

Nelayan Pahlawan Bahariku

Zamrud Khatulistiwa, itulah julukan bagi Indonesia karena alamnya yang indah membentang bagai batu zamrud. Apakah kini Indonesia masih tetap berdiri dengan kekayaannya yang terhampar di setiap pulau? Nuansa bahari yang menunjukkan khazanah Indonesia kini bagai karang yang dihempas ombak. Tak terdengar kembali Indonesia sebagai Negara Maritim yang kuat kala Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya dahulu. Padahal dalam sejarah Indonesia, negara kita pernah menguasai Laut Cina Selatan dan perairan sekitarnya. Kekuatan militer di laut pun begitu hebat sehingga tak ada negara lain yang mampu menginjak perairan Indonesia tanpa ijin.
Pada zaman kolonial pun kita tahu bahwa bangsa-bangsa Barat datang ke Indonesia melalui jalur laut dengan tujuan untuk membeli rempah-rempah. Bangsa Persia, dan Arab pun datang ke Indonesia melalui jalur laut sambil membeli rempah-rempah, berdagang, dan menyebarkan agama Islam. Pada zaman itu laut sangat bermanfaat sebagai jalur transportasi bagi para pelayar dari seluruh dunia dan Indonesialah negara yang strategis sebagai persinggahan negara-negara tersebut. Tentu Indonesia bangga dengan perairannya pada zaman itu.
Perlu kita ketahui bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki lebih kurang 17. 500 pulau dengan sekitar 600 diantaranya adalah pulau berpenduduk. Indonesia juga memiliki garis pantai terpanjang di dunia yaitu 81.000 km yang merupakan 14 % dari garis pantai di dunia. Luas laut Indonesia mencapai sekitar 5,8 juta km2 yang mendekati 70% dari luas Indonesia. Namun, saat ini Indonesia tinggal kenangan perairannya yang berfatamorgana sebagai perairan yang kuat. Devisa negara yang berasal dari perikanan, tambak, dan sumber daya laut masih jauh tertinggal dengan industri seperti pertambangan dan perminyakan yang dieksploitasi oleh pemerintah.
Kita semua tahu bahwa wisata bahari di Indonesia yang juga salah satu devisa negara tidak terurus dengan merata. Kita bisa bandingkan antara Pantai Kuta di Bali dan Pantai Anyer di Banten, pantai mana yang lebih bersih dan terawat? Tentu saja kita akan menjawab Pantai Kuta. Hal itu disebabkan adanya pengelolaan yang terstruktur dari Dinas Pariwisata beserta oknumnya untuk memajukan daerah mereka menjadi kawasan wisata bahari yang maju. Lain halnya dengan Pantai Anyer dan juga pantai-pantai lain di pelosok Indonesia yang masih jauh dari pemeliharaan yang merata. Hal itu adalah sebagian kecil dari masalah perairan yang ada di Indonesia.
Akan tetapi ada juga masalah besar yang penyebabnya adalah keteledoran pemerintah dalam menangani hal yang dianggap kecil. Pemerintah mungkin lupa dengan kaum yang setiap harinya menjadi penduduk pesisir yaitu nelayan. Mereka yang setiap hari mencari sesuap nasi dengan mencari ikan di pantai. Pemerintah harus lebih memperhatikan kesejahteraan nelayan dan penduduk pesisir seperti pada pelayanan kesehatan dan pendidikan agar masyarakat pesisir lebih tanggap dalam menghadapi situasi pantai yang mereka hadapi sehari-hari. Selain itu, perahu yang dipakai nelayan mesinnya harus diganti dengan mesin yang modern, bahan bakarnya disubsidi sehingga harganya murah dan nelayan tidak terbebani dengan harga bahan bakar yang mahal, dan perahu nelayan diganti dengan perahu yang lebih layak dan kuat dari sebelumnya untuk menjaga perahu dari terjangan ombak laut yang besar.
Dalam hal pemasaran ikan, ikan yang dipasarkan diberi kemudahan melalui koperasi agar harganya stabil sehingga tidak merugikan nelayan dan tidak dipermainkan oleh para tengkulak. Selain itu tempat pelelangan ikan harus diperbaiki agar tempatnya lebih nyaman, representatif, dan strategis. Hal itu pun akan menjadi daya tarik para turis yang ingin membeli ikan.
Bila kita pikirkan secara logis seharusnya nelayanlah orang yang paling kaya di Indonesia karena mereka “menguasai” perairan negara ini dan memanfaatkan perairan Indonesia. Nelayan mempunyai fungsi yang penting untuk perairan dan perikanan Indonesia. Mereka dapat dimanfaatkan sebagai penjaga wilayah perairan Indonesia dari batas perairan negara lain. Mereka akan menjaga perairan Indonesia dengan rasa cinta tanah air karena tempat kerja merekalah yang sedang diincar oleh negara lain yang berusaha merampas isinya. Selain nelayan, aparat yang berada di garis perbatasan antarpulau maupun perairan harus lebih banyak dikerahkan karena perairan Indonesia sangat luas sehingga pencurian ikan oleh kapal asing dapat dihindari.
Penangkapan ikan juga harus dilaksanakan secara bertanggung jawab karena ekosistem bawah laut dapat rusak. Penangkapan yang dilakukan hendaknya menggunakan alat-alat yang aman, tidak beracun, dan tidak berbahaya. Perlu adanya sosialisasi untuk nelayan agar mereka menangkap ikan sesuai dengan hukum negara dan peduli pada kehidupan pantai. Pembersihan sampah-sampah para turis di pantai juga harus dilakukan agar kelestariannya tetap terjaga.

Indonesia kaya dengan perairannya namun kaya pula dengan seluk-beluknya. Indonesia masa depan akan maju dengan “nelayan-nelayan” penjaga perairan yang tangguh dan cinta tanah air. Mereka akan menjaga “halaman rumahnya” dari orang-orang asing yang akan memasuki rumahnya meski dengan harta, jiwa, dan raga dengan tangan mereka sendiri.

0 comments:

Post a Comment

 

Rina Fauzia Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template and web hosting