Wednesday, September 7, 2011

essay "Aku Hidup dari Sampah"


Tema   : Penghargaan untuk orang yang berjasa bagi orang banyak.
Kerangka Karangan :
1.      Sampah dan pembersih lingkungan.
2.      Petugas kebersihan dilirik sebelah mata.
3.      Kehidupan para pemungut dan pembersih sampah.
4.      Langkah pemerintah untuk menghargai mereka.
5.      Peran masyarakat untuk membantu mereka.
  



Aku Hidup dari Sampah

            Sampah tampak kotor untuk mereka tapi tidak bagiku. Dari tumpukkan kulit buah kuambil sekoin rupiah untuk makan. Aku harus melakukan ini jika aku masih ingin hidup. Kalian buang semuanya tapi bagiku butiran emas. Dengan mudahnya kalian simpan mereka dimanapun sehingga aku harus memungutnya susah payah dengan jari-jari yang lemah ini. Inikah cara kalian menghargaiku sebagai pemungut sisa-sisa kalian. Aku memang kotor dan lusuh tapi aku tak sekusam hati yang menggerakanmu untuk membuang mereka dimanapun kalian mau. Ini aku dari suara kecil yang ingin hidup lebih bebas.
Biasanya orang-orang mengartikan sampah sebagai sisa-sisa benda yang sudah tidak terpakai lagi. Namun, lain halnya dengan para pemulung, pengangkut sampah, penyapu jalan, dan petugas kebersihan lainnya. Bagi mereka sampah seperti harta karun yang dicari para perompak. Begitu pentingnya mencari sampah untuk mereka jual meski dengan upah yang tidak sebanding dengan apa yang mereka lakukan tapi mereka ridho dengan pekerjaan itu. Seorang pemulung bagi banyak orang dilihat sebagai sosok yang lusuh, kotor, jorok, dsb. Saya tanya pada kalian apakah diantara kalian ada yang bercita-cita menjadi seorang pemungut sampah atau penyapu jalan? Hati kalian mungkin banyak yang menolak hal itu mungkin mendengarnya pun tidak pernah terlintas di otak kalian bahkan untuk sekedar bermimpi. Mungkin ada juga orang yang menutup hidung mereka ketika sang pemulung sampah melewati mereka. Sungguh ironis mereka tidak tahu bagaimana cara menghargai orang lain.
Tapi tahukah bahwa pekerjaan para petugas kebersihan maupun pemulung adalah mulia. Mereka rela membersihkan sampah-sampah yang ada agar lingkungannya bersih. Dalam sebuah hadits,
image
Artinya : “Diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqas dari bapaknya, dari Rasulullah saw. : Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Mahamulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu.” (HR. Tirmizi)”
Subhanallah, para pembersih sampah itu akan ditempatkan oleh Allah di tempat yang suci di surga-Nya sebagai ganti dari pekerjaan mereka. Kita harus sadar dengan adanya mereka lingkungan kita akan menjadi lebih bersih dan bebas dari penyakit. Kita harus lebih menghargai mereka sebagai sosok yang berjasa untuk banyak orang.
            Salah satu petugas kebersihan yang sudah lama memunguti sampah adalah Sutono (72) warga jalan Makmur kepenghuluan Bagan Jawa, Bagansiapiapi. Ia kelahiran kota gudeg Jogyakarta, mulai tahun 1965 merantau ke kota Bagansiapiapi dan langsung bekerja sebagai pengumpul sampah dengan gerobak. Ia menjelaskan bahwa Bagansiapiapi masih Kabupaten Bengkalis. Ia juga bekerja masih tergantung dari pemberian orang warga Cina karena kerjanya berupa borongan. Ia mengumpulkan sampah-sampah dari depan rumah warga cina dengan gerobaknya. Pertama sekali menerima gaji sebesar 25 ribu, kemudian pada tahun 1981 menjadi 50 ribu rupiah. Dirinya bekerja setiap hari dari jam 07.00 wib sudah keluar dari rumahnya hingga jam 12.00 wib barulah istirahat selanjutnya kerja lagi hingga sore hari. Ia mengatakan kerjanya mengumpulkan sampah dari tong sampah warga Cina yang diletakkannya didepan rumah. Dia mengumpulkannya dengan gerobak dari pinggir sepanjang jalan dikota Bagansiapiapi. Ia berjalan sekitar 5 km sepanjang hari kecuali pada hari minggu yang merupakan hari libur.
Ia tidak iri pada petugas satu profesi yang telah memakai gerobak honda. Ia juga mengatakan sejak mulai jaman Wan Thamrin barulah gajinya diperoleh sebesar 100 ribu. Setelah pemekaran Menjadi Kabupaten Rokan Hilir, yakni  zaman pak Thamrin gaji  baru naik 100 ribu kemudian sekarang jaman Annas Maamun menjadi Bupati telah 750 ribu. Mereka dahulunya bekerja dalam kelompok sebanyak 32 orang sekarang hanya tinggal dirinya dengan Kasman temannya hingga sekarang. Sebelumnya kelompok mereka tinggal 3 orang, setelah satu orang temannya di jalan Krenggel telah tiada, tinggallah mereka berdua yang akhirnya Pemdakab Rohil memberikan penghargaan ini. Sambil merangkul piagam yang diberikan kepadanya dirinya masih juga berharap pada anak satu-satunya yang masih ditanggungnya agar dapat menjadi seorang PNS di Pemerintahan Kabupaten Rokan Hilir. Wabup sangat tersanjung atas sikap tegar dan sehatnya diri beliau-beliau itu diusia yang telah mencapai 70-an. Beliau akan usulkan prioritas untuk naik haji bagi petugas kebersihan itu sebagai penghargaan dari prestasinya.
Benarkah semua wilayah di Indonesia pemerintahnya menghargai para petugas kebersihan seperti di Bagansiapiapi? Sayang sekali masih banyak pemerintah daerah yang belum tanggap akan hal itu. Pemerintah bisa saja untuk memberikan gaji yang lebih layak untuk para pembersih sampah, tempat tinggal mereka diperbaiki menjadi lebih layak, diberikan asuransi kesehatan beserta pemeriksaan rutin setiap bulan, gerobak sampah mereka yang telah rusak atau tidak layak diganti dengan yang lebih bagus agar mereka lebih mudah untuk mengangkut sampah ke truk pengangkut sampah.
Dalam hal penampilan,  seragam petugas kebersihan pun diberi yang baru jika sudah rusak dan selalu diberikan alat-alat dan peralatan yang memudahkannya dalam bekerja misalnya masker pelindung mulut dan hidung dan sarung tangan yang baru setiap hari, hendaknya di setiap jalan utama harus ada truk pengangkut sampah sehingga petugas sampah tidak harus berjalan sangat jauh untuk mengangkut sampah, diberlakukannya masa pensiun beserta tunjangannya untuk para pemungut sampah jangan sampai mereka yang berusia 70 tahun bekerja mendorong gerobak sampah yang begitu berat, dan pemerintah hendaknya memperhatikan keselamatan mereka.
Pemungut sampah saja mau mengambil sampah yang bukan dari mereka apalagi kita yang membuat banyak sampah harus lebih sadar akan kebersihan lingkungan kita. Menjaga lingkungan kita sendiri sama pentingnya dengan menjaga kelangsungan anak cucu kita.
Sesungguhnya Allah baik dan menyukai kebaikan, bersih dan menyukai kebersihan, murah hati dan senang kepada kemurahan hati, dermawan dan senang kepada kedermawanan. Karena itu bersihkanlah halaman rumahmu dan jangan meniru-niru orang-orang Yahudi (suka menumpuk sampah di halaman rumah). (HR. Tirmidzi)






DAFTAR PUSTAKA


0 comments:

Post a Comment

 

Rina Fauzia Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template and web hosting