Tema :
Penghargaan untuk orang yang berjasa bagi orang banyak.
Kerangka Karangan :
1. Sampah dan pembersih lingkungan.
2. Petugas kebersihan dilirik sebelah mata.
3. Kehidupan para pemungut dan pembersih sampah.
4. Langkah pemerintah untuk menghargai mereka.
5. Peran masyarakat untuk membantu mereka.
Aku Hidup dari Sampah
Sampah
tampak kotor untuk mereka tapi tidak bagiku. Dari tumpukkan kulit buah kuambil
sekoin rupiah untuk makan. Aku harus melakukan ini jika aku masih ingin hidup. Kalian
buang semuanya tapi bagiku butiran emas. Dengan mudahnya kalian simpan mereka
dimanapun sehingga aku harus memungutnya susah payah dengan jari-jari yang
lemah ini. Inikah cara kalian menghargaiku sebagai pemungut sisa-sisa kalian.
Aku memang kotor dan lusuh tapi aku tak sekusam hati yang menggerakanmu untuk
membuang mereka dimanapun kalian mau. Ini aku dari suara kecil yang ingin hidup
lebih bebas.
Biasanya orang-orang mengartikan sampah
sebagai sisa-sisa benda yang sudah tidak terpakai lagi. Namun, lain halnya
dengan para pemulung, pengangkut sampah, penyapu jalan, dan petugas kebersihan
lainnya. Bagi mereka sampah seperti harta karun yang dicari para perompak.
Begitu pentingnya mencari sampah untuk mereka jual meski dengan upah yang tidak
sebanding dengan apa yang mereka lakukan tapi mereka ridho dengan pekerjaan
itu. Seorang pemulung bagi banyak orang dilihat sebagai sosok yang lusuh,
kotor, jorok, dsb. Saya tanya pada kalian apakah diantara kalian ada yang
bercita-cita menjadi seorang pemungut sampah atau penyapu jalan? Hati kalian
mungkin banyak yang menolak hal itu mungkin mendengarnya pun tidak pernah
terlintas di otak kalian bahkan untuk sekedar bermimpi. Mungkin ada juga orang
yang menutup hidung mereka ketika sang pemulung sampah melewati mereka. Sungguh
ironis mereka tidak tahu bagaimana cara menghargai orang lain.
Tapi tahukah bahwa pekerjaan para petugas
kebersihan maupun pemulung adalah mulia. Mereka rela membersihkan sampah-sampah
yang ada agar lingkungannya bersih. Dalam sebuah hadits,
Artinya
: “Diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqas dari bapaknya, dari Rasulullah
saw. : Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia
Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Mahamulia yang menyukai kemuliaan,
Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu.” (HR.
Tirmizi)”
Subhanallah, para pembersih sampah itu akan ditempatkan oleh Allah
di tempat yang suci di surga-Nya sebagai ganti dari pekerjaan mereka. Kita
harus sadar dengan adanya mereka lingkungan kita akan menjadi lebih bersih dan
bebas dari penyakit. Kita harus lebih menghargai mereka sebagai sosok yang
berjasa untuk banyak orang.
Salah satu petugas kebersihan yang
sudah lama memunguti sampah adalah Sutono (72)
warga jalan Makmur kepenghuluan Bagan Jawa, Bagansiapiapi. Ia kelahiran kota
gudeg Jogyakarta, mulai tahun 1965 merantau ke kota Bagansiapiapi dan langsung
bekerja sebagai pengumpul sampah dengan gerobak. Ia menjelaskan bahwa
Bagansiapiapi masih Kabupaten Bengkalis. Ia juga bekerja masih tergantung dari
pemberian orang warga Cina karena kerjanya berupa borongan. Ia mengumpulkan
sampah-sampah dari depan rumah warga cina dengan gerobaknya. Pertama sekali
menerima gaji sebesar 25 ribu, kemudian pada tahun 1981 menjadi 50 ribu rupiah.
Dirinya bekerja setiap hari dari jam 07.00 wib sudah keluar dari rumahnya
hingga jam 12.00 wib barulah istirahat selanjutnya kerja lagi hingga sore hari.
Ia mengatakan kerjanya mengumpulkan sampah dari tong sampah warga Cina yang
diletakkannya didepan rumah. Dia mengumpulkannya dengan gerobak dari pinggir
sepanjang jalan dikota Bagansiapiapi. Ia berjalan sekitar 5 km sepanjang hari
kecuali pada hari minggu yang merupakan hari libur.
Ia tidak iri pada petugas satu profesi yang telah memakai gerobak honda. Ia
juga mengatakan sejak mulai jaman Wan Thamrin barulah gajinya diperoleh sebesar
100 ribu. Setelah pemekaran Menjadi Kabupaten Rokan Hilir, yakni zaman
pak Thamrin gaji baru naik 100 ribu kemudian sekarang jaman Annas Maamun
menjadi Bupati telah 750 ribu. Mereka dahulunya bekerja dalam kelompok sebanyak
32 orang sekarang hanya tinggal dirinya dengan Kasman temannya hingga sekarang.
Sebelumnya kelompok mereka tinggal 3 orang, setelah satu orang temannya di
jalan Krenggel telah tiada, tinggallah mereka berdua yang akhirnya Pemdakab Rohil
memberikan penghargaan ini. Sambil merangkul piagam yang diberikan kepadanya
dirinya masih juga berharap pada anak satu-satunya yang masih ditanggungnya
agar dapat menjadi seorang PNS di Pemerintahan Kabupaten Rokan Hilir. Wabup
sangat tersanjung atas sikap tegar dan sehatnya diri beliau-beliau itu diusia
yang telah mencapai 70-an. Beliau akan usulkan prioritas untuk naik haji bagi
petugas kebersihan itu sebagai penghargaan dari prestasinya.
Benarkah semua wilayah di Indonesia
pemerintahnya menghargai para petugas kebersihan seperti di Bagansiapiapi?
Sayang sekali masih banyak pemerintah daerah yang belum tanggap akan hal itu.
Pemerintah bisa saja untuk memberikan gaji yang lebih layak untuk para
pembersih sampah, tempat tinggal mereka diperbaiki menjadi lebih layak,
diberikan asuransi kesehatan beserta pemeriksaan rutin setiap bulan, gerobak
sampah mereka yang telah rusak atau tidak layak diganti dengan yang lebih bagus
agar mereka lebih mudah untuk mengangkut sampah ke truk pengangkut sampah.
Dalam hal penampilan, seragam petugas kebersihan pun diberi yang
baru jika sudah rusak dan selalu diberikan alat-alat dan peralatan yang
memudahkannya dalam bekerja misalnya masker pelindung mulut dan hidung dan
sarung tangan yang baru setiap hari, hendaknya di setiap jalan utama harus ada
truk pengangkut sampah sehingga petugas sampah tidak harus berjalan sangat jauh
untuk mengangkut sampah, diberlakukannya masa pensiun beserta tunjangannya
untuk para pemungut sampah jangan sampai mereka yang berusia 70 tahun bekerja
mendorong gerobak sampah yang begitu berat, dan pemerintah hendaknya memperhatikan
keselamatan mereka.
Pemungut sampah saja mau mengambil sampah yang
bukan dari mereka apalagi kita yang membuat banyak sampah harus lebih sadar
akan kebersihan lingkungan kita. Menjaga lingkungan kita sendiri sama
pentingnya dengan menjaga kelangsungan anak cucu kita.
Sesungguhnya Allah baik dan
menyukai kebaikan, bersih dan menyukai kebersihan, murah hati dan senang kepada
kemurahan hati, dermawan dan senang kepada kedermawanan. Karena itu
bersihkanlah halaman rumahmu dan jangan meniru-niru orang-orang Yahudi (suka
menumpuk sampah di halaman rumah). (HR. Tirmidzi)
DAFTAR PUSTAKA
0 comments:
Post a Comment